Wednesday, July 3, 2013

ASKEP DIARE

A.    Pengertian.
Gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, untuk neonotus bila lebih dari 4 kali dan untuk anak lebih dari 3 kali (Hasan R, 1998). Dan terjadi secara mendadak berlangsung 7 hari dari anak yang sebelumnya sehat (Mansjoer, 2000).
Diare ialah frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak; konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiyah, 2005 : 224)
B.     Etiologi
Menurut Ngastiyah (2005) penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:
a.       Faktor Infeksi
1)      Infeksi enterial
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
a)      Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
b)      Infeksi bakteri: vibrio, Ecoli, salmonella, shigella.
c)      Infeksi parasit: Cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides), protozoa (entamoeba hystolytica, giardia lambilia, trichomonas hominis), jamur (candida albicanas)
2)      Infeksi pareteral
Infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut, tonsilitis/tonsilofaringitis, bronchopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
b.      Faktor Malabsorbsi
1)      Malabsorbsi karbohidrat
Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering intoleransi laktosa.
2)      Malabsorbsi lemak
3)      Malabsorbsi protein
c.       Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d.      Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
C.    Patofisiologi
Menurut Ngastiyah (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan diare adalah sebagai berikut:
a.       Gangguan Osmotik
Akibat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi usus yang berlebihan akan merangsang untuk mengeluarkannya.
b.      Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit pada rongga usus dan terjadi diare karena peningkatan isi usus.
c.       Gangguan Motilitas
Hiperperistaltik akan menyebabkan kesempatan penyerapan makanan berkurang sehingga timbul diare, penurunan peristaltik menimbulkan bakteri tumbuh berlebihan sehingga dapat menimbulkan diare.

D.  Manifestasi Klinis Diare

Sebagai manifestasi klinis dari diare (Hassan dan Alatas, 1998) adalah sebagai berikut:
a.       Mula-mula bayi cengeng, rewel, gelisah
b.      Suhu tubuh biasanya meningkat
c.       Nafsu makan berkurang atau tidak ada.
d.      Feses cair biasa disertai lendir atau darah, warna tinja mungkin berubah hijau karena bercampur dengan empedu.
e.       Anus mungkin lecet karena tinja makin asam akibat asam laktat dari laktosa yang tidak diabsorbsi usus dan sering defikasi.
f.       Mumpah disebabkan lambung yang turut meradang atau gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
g.      Bila kehilangan banyak cairan muncul dehidrasi (berat badan turun, turgor kulit kurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput lendir bibir dan mulut kering).
Tabel 1.1  Penilaian Derajat Dehidrasi (Mansjoer, 2000).
Penilaian
Ringan
Sedang
Berat
Keadaan umum
baik, sadar
gelisah, rewel
lesu, lunglai atau tidak sadar
Mata
Normal
cekung
sangat cekung
Air mata
ada
tidak ada
kering
Mulut dan lidah
Basah
Kering
tidak ada, sangat kering
Rasa haus
minum biasa, tidak haus
haus, ingin minum banyak
malas/tidak bisa minum
Turgor kulit
Kembali
kembali lambat
kembali sangat lambat
Hasil pemeriksaan
tanpa dehidrasi
Dehidrasi ringan, sedang, bila ada tanda ditambah satu atau lebih tanda lain.
Bila ada satu tanda ditambah satu atau lebih tanda lain.
E.       Pemeriksaan Diagnostik
1.      Pemeriksaan Penunjang
Menurut Hassan dan Alatas (1998) pemeriksaan laboratorium pada diare adalah:
a.       Feses
1)      Makroskopis dan Mikroskopis
2)     pH dan kadar gula pada tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
3)     Biakan dan uji resisten.
b.      Pemeriksaan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan pH dan cadangan alkalin atau dengan analisa gas darah.
c.       Ureum kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d.      Elektrolit terutama natrium, kalium dan fosfor dalam serium.
e.       Pemeriksaan Intubasi deudenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit.
F.       Komplikasi
Menurut Ngastiyah (2005) komplikasi dari daire ada :
a.       Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
b.      Renjatan hipovolemik.
c.       Hipokalemia(dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan elektrokardiogram)
d.       Hipoglikemia.
e.       Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim lactase.
f.       Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
g.      Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
G.      Derajat Dehidrasi
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:
a.     Kehilangan berat badan
1)      Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.
2)      Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.
3)      Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
b.    Skor Mavrice King
Bagian tubuh
Yang diperiksa
Nilai untuk gejala yang ditemukan
0
1
2
Keadaan umum
Kekenyalan kulit
Mata
Ubun-ubun besar
Mulut
Denyut nadi/mata
Sehat
Normal
Normal
Normal
Normal
Kuat <120
Gelisah, cengeng
Apatis, ngantuk
Sedikit kurang
Sedikit cekung
Sedikit cekung
Kering
Sedang (120-140)
Mengigau, koma, atau syok
Sangat kurang
Sangat cekung
Sangat cekung
Kering & sianosis
Lemas >40
Keterangan
-          Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan
-          Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
-          Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat
c.     Gejala klinis
Gejala klinis
Gejala klinis
Ringan
Sedang
Berat
-      Keadaan umum
Kesadaran
Rasa haus
-      Sirkulasi
Nadi
-      Respirasi
Pernapasan
-      Kulit
Ubun-ubun
Baik (CM)
+
N (120)
Biasa
Agak cekung
Agak cekung
Biasa
Normal
Normal 
Gelisah
++
Cepat
Agak cepat
Cekung
Cekung
Agak kurang
Oliguri
Agak kering
Apatis-koma
+++
Cepat sekali
Kusz maull
Cekung sekali
Cekung sekali
Kurang sekali
Anuri
Kering/asidosis
H.      Pathways
(Horne & Swearingen, 2001; Smeltzer & Bare, 2002)







Faktor infeksi
 

Faktor malabsorbsi
 

Gangguan peristaltik
 
 
              








Hiperperistaltik
 



Hipoperistaltik
 


 
     


 

               
                                                


 

I.     Pentalaksanaan
Penatalaksanaan pada diare menurut Ngastiyah (2005) yaitu:
a.  Pemberian cairan pada diare dengan memperhatikan derajad dehidrasinya dan keadaan umum:
1) Belum ada dehidrasi
a) Oral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas setiap diare. b) Pareteral dibagi rata dalam 24 jam.
2) Dehidrasi ringan
a) 1 jam pertama: 25-50 cc/kg BB/oral atau intragastrik. b) Selanjutnya: 50-50 cc/kg BB/hari.
3) Dehidrasi sedang
a) 1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/oral intragastrik b) Selanjutnya 125 ml/kg BB/hari
4) Dehidrasi berat
a)  Untuk anak 1 bulan sampai 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg.
b) 1 jam pertama: 40 ml/kg BB/jam atau 10 tetes/kg BB/menit (dengan infus 15 tetes) atau 13 tetes/kg.BB/menit (dengan infus 1ml = 20 tetes).
c) 7 jam kemudian: 12 ml/kg BB/ jam atau 3 tetes/kg BB/menit (dengan infus 1 ml = 15 tetes)
d) 16 jam berikut: 125 ml/kg BB oralit atau intragastrik, bila anak tidak mau minum, teruskan intra vena 2 tetes/ kg BB/ menit (1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/ kg BB/ menit (1ml = 20 tetes).
b.   Pengobatan dietetic
1) Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas satu tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg jenis makanan yang diberikan:
a) Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron, atau sejenis lainnya).
b) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya: susu yang mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh.
2) Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg jenis makanannya: makanan padat, cair atau susu sesuai dengan kebiasaan di rumah.
c.   Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dan sebagainya).
1) Obat anti sekresi
a) Asetosal: dosis 25 ml/ tahun (minimum 30 mg). b) Klorpromazin: dosis 0,5 – 1 mg/kg BB/ hari
2) Obat anti diare: kaolin, pectin, charcoal, tabonal.
3) Antibiotik
ASUHAN KEPERAWATAN
A.  Pengkajian
1.    Identitas pasien
Terdiri dari    : Nama,Umur, Alamat, Jenis Kelamin, Agama, Status, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan.
2.    Identitas Penanggung Jawab
Terdiri dari    : Nama, Umur, Alamat, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Hubungan dengan pasien.
3.    Pola Fungsi
a.    Aktivitas/istirahat:
Gejala:
-          Kelelelahan, kelemahan atau malaise umum
-          Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare
-          Gelisah dan ansietas
b.    Sirkulasi:
Tanda:
-       Takikardia (reapon terhadap dehidrasi, demam, proses inflamasi dan nyeri)
-       Hipotensi
-       Kulit/membran mukosa : turgor jelek, kering, lidah pecah-pecah
c.    Integritas ego:
Gejala:
-          Ansietas, ketakutan,, emosi kesal, perasaan tak berdaya
Tanda:
-          Respon menolak, perhatian menyempit, depresi
d.   Eliminasi:
Gejala:
-          Tekstur feses cair, berlendir, disertai darah, bau anyir/busuk.
-          Tenesmus, nyeri/kram abdomen
Tanda:
-          Bising usus menurun atau meningkat
-          Oliguria/anuria
e.         Makanan dan cairan:
Gejala:
-          Haus
-          Anoreksia
-          Mual/muntah
-          Penurunan berat badan
-          Intoleransi diet/sensitif terhadap buah segar, sayur, produk susu, makanan berlemak
Tanda:
-          Penurunan lemak sub kutan/massa otot
-          Kelemahan tonus otot, turgor kulit buruk
-          Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut
f.         Hygiene:
Tanda:
-          Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
-          Badan berbau
g.        Nyeri dan Kenyamanan:
Gejala:
-          Nyeri/nyeri tekan kuadran kanan bawah, mungkin hilang dengan defekasi
Tanda:
-          Nyeri tekan abdomen, distensi.
h.        Keamanan:
Tanda:
-          Peningkatan suhu pada infeksi akut,
-          Penurunan tingkat kesadaran, gelisah
-          Lesi kulit sekitar anus
i.          Seksualitas
Gejala:
-          Kemampuan menurun, libido menurun
j.          Interaksi sosial
Tanda:
-          Penurunan aktivitas sosial
-          Penyuluhan/pembelajaran:
Gejala:
-          Riwayat anggota keluarga dengan diare
-          Proses penularan infeksi fekal-oral
-          Personal higyene
-          Rehidrasi
(Doenges dkk. 2000)
B.  Diagnosa Keperawatan
1.    Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual)
2.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus
3.    Resko gangguan Integritas Kulit perianal berhubungan dengan peningkatan freuensi BAB (Diare)
C.  Intervensi
DIAGNOSA (NANDA)
NOC
NIC
RASIONAL
1. Kurang volume cairan b.d seringnya buang air besar dan encer.
2.    Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya intake dan menurunnya absorpsi makanan dan cairan
3.    Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan   peningkatan frekwensi BAB (diare)
Tujuan :
Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal Mempertahankan volume cairan adekuat.
Devisit cairan dan elektrolit teratasi
kriteria hasil:
·     Membran mukosa lembab
·     Turgor kulit baik
·     Masukan dan haluaran seimbang
Tujuan:
a. Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
b. Berat badan dalam batas normal
Kriteria Hasil:
·     Diet habis 1 porsi yang disediakan
·     Tidak ada mual, muntah
·     Berat badan meningkat / sesuai umur
Tujuan:
Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria Hasil:
·           Integritas kulit kembali normal
·           Tidak ada iritasi
Intervensi:
Mandiri
1.    Observasi tanda-tanda vital
2.    Observasi tanda-tanda dehidrasi
Kolaborasi
1.    Pemeriksaan laboratorium sesuai program; elektrolit, Ht, pH, serum albumin
2.    Pemberian cairan dan elektrolit sesuai protokol (dengan oralit dan cairan parenteral)
3.    Pemberian obat sesuai indikasi
Antidiare
Antibiotik
Intervensi:
1. Kaji pola nutrisi
2. Timbang berat badan klien

3.
Berikan diet dalam porsi kecil tapi sering.
Kolaborasi:
1.
Pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi
2.Berikan obat sesuai indikasi
Intervensi:
1.  Kaji kerusakan kulit/iritasi setiap buang air besar
2. Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
3. Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
4. Atur posisi atau duduk dengan selang 2-3 jam
1.Hipotensi, takikardia, demam dapat menunjukkan respons terhadap dan/atau efek kehilangan cairan
2.Populasi feses yang cepat melalui usus mengurangi absorbsi air volume sirkulasi yang rendah menyebabkan kekeringan membran mukosa dan rasa haus. Urine yang pekat telah meningkatkan berat jenis.
1.Menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi.
Berikan obat sesuai indikasi : Anti diare
2. Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk memperbaiki kehilangan/anemia.
3.Menurunkan kehilangan cairan dari usus.
·      Anti Mimetik, misal : Trimetobenzamida (tigan), hidoksin (vistar)
1. Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
2. Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
Kolaborasi:
1. Mengistirahatkan kerja gastrountestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjut
2. Antikolinergik diberikan 15-30 menit sebelum makan memberikan penghilangan kram dan diare, menurunkan motilitas gaster.
1. Mengetahui seberapa jauh kerusakannya
2. Kebersihan lingkungan dan tempat tidur dapat mengurangi terjadinya iritasi dan infeksi
3.Suhu yang lembab mempercepat terjadinya iritasi
4.Pengaturan posisi dapat membantu meningkatkan rasa nyaman
BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
            Gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, untuk neonotus bila lebih dari 4 kali dan untuk anak lebih dari Dan terjadi secara mendadak berlangsung 7 hari dari anak yang sebelumnya sehat
B.     Saran
            Adapun saran dari penulis yakni, pembaca dapat memahami dan mengerti tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan eliminasi (Diare) dan dapat bermanfaaat dan berguna bagi pembaca dan masyarakat umumnya
Daftar Pustaka
Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatik, Jakarta, EGC
Doenges, M. E. , Moore House, M. F. , Geister, A. C. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Alih Bahasa I Made Kariasa, S.Kp, Buku Kedokteran. Jakarta: EGC
Hasan, R. 1997. Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 2. Jakarta: Aesculapius.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

No comments:

Post a Comment