PSIKOLOGI BAYI
SEKOLAH
TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN
AJARAN 2012/2013
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Perkembangan bayi mencakup
kemampuan perseptual, motorik (gerakan tubuh), kognitif, dan keterampilan
sosial. Pertumbuhan dan perkembangan setiap bayi tentu tidak selalu seragam.
Maka tidak perlu kaku dalam menilai kemajuan perkembangan bayi. Standar yang
dibakukan sebagai tahapan perkembangan merupakan bahasa statistik. Mayoritas
bayi normal sudah mencapai tahapan perkembangannya sejalan dengan umurnya.
Jangan cepat cemas dulu apabila
perkembangan bayi kita tidak persis sesuai standar baku sepanjang masih dalam
batas-batas normal. Apabila terjadi kelambanan perkembangan yang ekstrem, perlu
mendapat perhatian setiap orangtua.
Bayi anda berkembang sepanjang waktu, dari hari ke hari,
bulan demi bulan, semuanya berkembang dengan menabjubkan. Tidak ada patokan
khusus untuk mengukur tumbuh kembangnya, akan tetapi dapat kita lihat petunjuk
secara umum dari beberapa bayi, walaupun masing-masing bayi perkembangannya
berbeda satu dengan yang lain.
BAB II
Pembahasan
Perkembangan Masa Bayi
Umumnya
ahli psikologi perkembangan membatasi periode masa bayi dalam 2 tahun pertama
dari periode pascanatal. Masa bayi ini disebut juga periode vital, karena
kondisi fisik dan psikologis bayi merupakan fondasi yang kokoh bagi
perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.
Pada
saat dilahirkan bayi berada pada kondisi yang sangat lemah dan tidak berdaya.
Selama beberapa bulan masa bayi, ketidakberdayaan itu berangsur-angsur menurun.
Dari hari ke hari, minggu ke minggu dan bulan ke bulan, bayi semakin memperlihatkan
kemandirian, sehingga pada saat masa bayi berakhir, yaitu kira-kira pada usia 2
tahun, ia telah menjadi seorang manusia yang berbeda dengan kondisi awal masa
bayi.
Berikut perkembangannya:
1. Bayi
baru lahir
·
Sikap
melengkung
·
Gerakan
refleks pada merayap
·
Kepala
terletak di samping
·
Gerakan
melangkah secara otomatis
·
Refleks
memegang dengan tangan
2. Usia
1 bulan
·
Kepala
di angkat sebentar
·
Kepala
terkulai ke belakang waktu mengangkat tubuh untuk duduk
·
Mengangkat
kepala yang tertunduk selama beberapa saat
·
Reaksi
penunjang refleks
·
Menatap
·
Menyusu
·
Menjadi
tenang karena di gendong
3. Usia
2 bulan
·
Mengangkat
kepala sekurang-kurangnya 45 derajat
·
Kepalan
tangan sering terbuka
·
Tertegun
pada bunyi lonceng
·
Senyuman
yang pertama
4. Usia
3 bulan
·
Menahan
kepala selama 1 menit
·
Turut
mengangkat kepala sebentar waktu ditarik untuk di dudukkan
·
Menahan
kepala tegak selama setengah menit
·
Melengkungkan
kaki waktu menjajak
·
Menggerakkan
kliningan yang diberikan kepadanya
·
Memandang
kliningan hingga bola mata sampai ke sudut mata
5. Usia
4 bulan
·
Berenang
·
Turut
mengangkat kepala sebentar ketika di tarik untuk di dudukkan
·
Menahan
kepala tetap tegak ketika badan miring
·
Bermain
dengan kedua belah tangan
·
Memasukkan
mainan ke dalam mulut
·
Tertawa
nyaring
6.
Usia 5 bulan
·
Menggulingkan
badan dari telungkup hingga terlentang
·
Menundukkan
kepala dan menekuk tangan serta kaki ketika di tarik untuk di dudukkan
·
Dengan
cepat mengambil alih keseimbangan badan
·
Mengarahkan
tangan kepada mainan dan menyentuhnya
7. Usia
6 bulan
·
Bertopang
pada lengan yang di tegakkan
·
Menjangkau
mainan dengan tepat
·
Memegang
dengan seluruh telapak tangan
·
Memindahkan
mainan dari tangan yang satu ke tangan yang lain
·
Menolehkan
kepala waktu mendengarkan gemersik kertas
8. Usia
7 bulan
·
Membalikkan
badan dari terlentang hingga telungkup
·
Bermain-main
dengan kaki
·
Melonjak-lonjak
·
Memegang
dengan dua tangan
·
Membalik-balikan
mainan dengan kedua tangan
·
Mencari
benda yang jatuh terlepas dari tangan
·
Bermain
“Ci-luk-ba”
9. Usia
8 bulan
·
Memutar
badan
·
Mengangkat
badan untuk duduk
·
Duduk
sendiri selama beberapa detik
·
Bertopang
ke samping
·
Memperhatikan
gerak-gerik orang dewasa
·
Tertarik
pada bayangan sendiri dalam cermin
10. Usia 9 bulan
·
Merayap
·
Duduk
bebas selama satu menit
·
Bertopang
ke belakang
·
Berdiri
tegak bila kedua tangan di pegang
·
Menjatuhkan
benda dengan sengaja
·
Tertarik
pada suara yang perlahan
·
Menjangkau
ke dalam suatu wadah
·
Bermain
“ Petak ngumpet “
11. Usia 10 bulan
·
Berayun
pada tangan dan lutut
·
Duduk
sendiri
·
Duduk
bebas dengan kaki terkembang dan punggung lurus
·
Bergayut
pada perabot rumah dan mengangkat badan sampai berdiri
·
Berdiri
sambil berpegang pada sesuatu
·
Koordinasi
kedua belah tangan
·
Mencoba-coba
melempar
·
Perhatian
terhadap benda-benda kecil
·
Menirukan
sikap dan tingkah laku orang lain
12. Usia 11 bulan
·
Merangkat
dengan empat kaki
·
Duduk
bebas dengan keseimbangan mantap
·
Berjalan
ke samping sambil merambat pada perabot dalam rumah
·
Berjalan
bila kedua tangan di pegang
·
Menemukan
mainan yang tersembunyi
·
Menarik
mainan yang diikatkan pada seutas tali
·
Makan
dengan tangan
·
Minum
dari cangkir
13. Usia 12 bulan
·
Berjalan
dengan sebelah tangan di pegang
·
Meletakkan
benda ke dalam tangan orang lain
·
Menjatuhkan
benda kecil melalui sebuah lubang
·
Bermain
“ kejar-kejaran”
Perkembangan Fisik
selama
2 tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik masa bayi berkembangan sangat
ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala sangat besar dibandingkan
dengan bagian tubuh lain. Tubuhnya bergerak terus menerus ke kiri dan ke kanan
dan sering kali tidak dapat dikendalikan. Mereka juga memiliki refleks yang
didominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12
bulan, bayi-bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk, memanjat bahkan berjalan.
Kemudian, selama tahun kedua, pertumbuhan fisiknya melambat, tetapi pada
kegiatan-kegiatan seperti berlari dan memanjat pertumbuhannya berlangsung
cepat. Uraian berikut akan memberikan gambaran lebih rinci tentang beberapa
aspek dari pertumbuhn fisik yang terjadi pada masa bayi.
Tinggi dan Berat Badan
Pada
saat dilahirkan, panjang rata-rata bayi adlah 20 inchi atau 50cm, dengan berat
3,4 kg. Dibandingkan dengan ukuran tubuh orang dewasa, panjang bayi lebih dekat
daripada beratnya: panjang yang 20 inchi menunjukkan lebih dari sat perempat
tinggi orang dewasa, sedangkan 3,4 kg beratnya menunjukkan hanya sebagian kecil
dari berat badan orang dewasa (Seifert & Hoffnung 1994).
Perkembangan Refleks
Pada
masa bayi, terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut “refleks”. Refleks
adalah kegiatan-kegiatan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkoordinir
sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi respon
penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sepanjang bulan pertama kehidupannya,
kebanyakan refleks menghilang atau menyatukan dengan gerakan yang relatif
disengaja atau penuh arti. Ketika mereka menguasai kemampuan ini, maka ia
disebut “skill” atau keterampilan. Refleks dan skill disebut juga kemampuan
motorik (motor abilities).
Seifert
& Hoffnung (1994), menyebutkan ada 12 gerak refleks yang dimiliki oleh anak
baru lahir.
Refleks-refleks
Utama pada Bayi yang Baru Lahir
Refleks
|
Perkembangan
|
Signifikansinya
|
Pernafasan
|
Permanen,
sekalipun sebagian menjadi tindakan sukarela.
|
Memberikan
oksigen dan membuang karbon dioksida.
|
Menghisap
|
Melemah dan
menghilang pada usia 6 bulan
|
Mengarahkan
anak pada payudara atau botol susu
|
Mencari
|
Secara
gradual di bawah pengontrolan yang disengaja
|
Membantu
anak untuk minum
|
Menelan
|
Permanen,
meskipun sebagian menjadi tindakan sukarela.
|
Membantu
anak menelan dan menjauhi cekikan
|
Mengedip
|
Permanen,
meskipun kemudian melemah secara
sukarela.
|
Memelihara
mata dari benda dan cahaya terang
|
Biji Mata
|
Permanen
|
Memelihara
dari cahaya terang dan memberikan penglihatan yang baik dalam cahaya lampu
yang redup
|
Moro
|
Gerakan
lengan dan telapak tangan menghilang pada 6 bulan, tetapi reaksi terkejut
berlangsung seumur hidup
|
Menunjukkan
perkembangan normal dari sistem saraf
|
Memegang
|
Melemah pada
usia 3 bulan, genggaman sukarela muncul pada 6 bulan dan menghilang setelah 1
tahun
|
Menunjukkan
perkembangan normal dari sistem saraf
|
Penguatan
leher
|
Menghilang
pada usia 2 tahun 3 bulan
|
Menunjukkan
perkembangan normal dari sistem saraf
|
Babinski
|
Menghilang
pada usia 8 sampai 12 bulan
|
Menunjukkan
perkembangan normal dari sistem saraf
|
Melangkah
|
Menghilang
pada usia 2 bulan tetapi kemudian diaplikasikan
|
Menunjukkan
perkembangan normal dari sistem saraf
|
Berenang
|
Menghilang
setelah 4 hingga 5 bulan
|
Menunjukkan perkembangan
normal dari sistem saraf
|
Perkembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan
motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang disengaja,
otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian koordinasi
dari beratus-ratus otot yang rumit. Keterampilan motorik ini dapat
dikelompokkan menurut ukuran otot-otot dan bagian-bagian badan yang terkait,
yaitu keterampilan motork kasar (gross motor skill) dan keterampilan motorik
halus (fine motor skill).
Pekembangan
Keterampilan Motorik Selama Masa Bayi
Keterampilan Motorik
|
Usia Normatif
|
Mengangkat
dagu sambil tengkurap
|
1 bulan
|
Mengangkat
dada sambil tengkurap
|
2 bulan
|
Duduk dengan
bantuan
|
4 bulan
|
Duduk tanpa
bantuan
|
7 bulan
|
Berdiri
dengan bantuan
|
8 bulan
|
Berdiri
dengan berpegang pada perabot
|
9 bulan
|
Merangkak
|
10 bulan
|
Berjalan
dengan dibimbing
|
11 bulan
|
Berusaha
berdiri sendiri
|
12 bulan
|
Naik tangga
|
13 bulan
|
Berdiri
sendiri
|
14 bulan
|
Berjalan
|
15 bulan
|
Naik turun
tangga tanpa bantuan
|
18 bulan
|
Dapat lari
dan berjalan mundur
|
24 bulan
|
Perkembangan Sensor
Bayi
yang baru lahir dilengkapi dengan peralatan yang dirancang sedemikian rupa
untuk mengumpulkan informasi. Alat-alat yang berfungsi untuk menangkap
informasi inilah yang disebut dengan indra (sense) atau sistem sensorik. Jadi,
semua informasi yang datang kepada bayi adlah melalui indra. Tanpa penglihatan,
pendengaran, sentuhan, kecapan, penciuman dan indra lain, otak bayi akan
terkucil dari dunia; bayi akan hidup dalam kebisuuan, kegelapan, tanpa rasa,
tanpa warna dan kehampaan yang kekal.
Perkembangan Otak
Pada
waktu bayi masih berada dalam kandungan ibunya, badannya telah membentuk
sekitar 1,5 milyar sel-sel saraf per menit. Jadi, pada saat dilahirkan, bayi kemungkinan telah memiliki semua sel-sel
otak yang akan dimiliki sepanjang hidupnya. Akan tetapi, sel-sel otak tersebut
belum matang dan jaringan urat saraf masih lemah. Oleh sebab itu, segera
setelah lahir, hingga usia 2 tahun, sel-sel otak yang belum matang dan jaringan
urat saraf yang masih lemah itu terus bertumbuh dengan cepat dan dramatis
mencapai kematangan, seiring dengan pertumbuhan fisiknya. Pada saat lahir,
berat otak bayi seperdelapan dari berat totalnya atau sekitar 25% dari berat
otak dewasanya, maka pada ulang tahun kedua otak bayi sudah mencapai kira-kira
75% dari otak dewasanya (Myer, 1996; Zigler & Stevenson, 1993).
Perkembangan Kognitif
Perkembangan
kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan
pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Menurut Myers
(1996), “cognition refers to all the mental activities associated with
thingking, knowing, and reembering.” Pengertian yang hampir senada juga
diberikan oleh Margaret W. Matlin (1994), yaitu: “cognitiom, or mental
activity, involves the acquistion, storage, retrieval, and use of knowledge.
Perkembangan Persepsi
Individu
hidup dalam dunia benda dan manusia, suatu dunia yang membanjiri indera dengan
berbagai stimulus. Segala informasi tentang dunia akan sampai kepada individu
melalui indera. Indera dapat meningatkan indivdu akan bahaya serta memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk menafsirkan berbagai peristiwa dan
mengantisipasi masa depan. Proses memahami informasi tentang dunia atau
lingkungan inilah yang disebut dengan persepsi.
Perkembangan
Memori
Menurut Chaplin (2002),
memori adalah keseluruhan pengalaman masa lampau yang dapat diingat kembali.
Myers (1996), mendefinisikan memori sebagai : “the persistence of learning over time via storage
and retrieval of information.” Sedangkan Fieldman (1996) mendefinisikan memori
sebagai “the process by which we encode, store and retrieve information.”
Memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab segala bentuk
belajar dari individu melibatkan memori. Dengan memori, individu dimungkinkan
untuk dapat menyimpan informasi yang ia terima sepanjang waktu. Tanpa memori,
individu mustahil dapat merefleksikan dirinya sendiri, karena pemahaman diri
sangat tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan, yang hanya dapat
terlaksana dengan adanya memori.
REFRENSI
1. Theodor
Hellbrugge dan J.H. Von Wimffen,ed. “ 365 Hari Pertama Perkembangan Bayi
Sehat”.
2. Prof.Dr.Hj.Samsul
nuwiyati mar’at,S,Psi.2005.psikologi perkembangan.jakarta:desmita
3. Prof.Dr.H.Djaali.2006.psikologi
pendidikan.jakarta: bumiAksara
No comments:
Post a Comment