Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati
(Elizabeth J. Corwin, 2001).
Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut adalah
penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya
nekrosis pada jaringan hati (Kapita
Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I).
Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis
yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai
tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa
penyembuhan dalam waktu palaing sedikit 6 bulan (Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3).
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata
sekitar 1500 gr, atau 2,5 % berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan
organ plastis lunak yang tercetak oleh struktur sekitarnya. Permukaan superior
adalah cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah
kiri. Bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan, lambung,
pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan
dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fissura segmentalis kanan
yang tidak terlihat di luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan
lateral oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum
falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan
hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan
posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang
merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati. Dibawah peritoneum
terdapat jaringan penyambung padat yang dinamakan kapsul glisson, yang meliputi
seluruh permukaan organ ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan
inferior, melanjutkan diri ke dalam massa hati, membentuk rangka untuk
cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran empedu.
Struktur
mikroskopik :
Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang
dinamakan lobulus, yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ
(gambar). Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas
lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi
vena sentralis. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan
sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika. Tidak seperti
kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel kuffer. Sel kuffer
merupakan sistem monosit-makrofag yang lebih banyak daripada yang terdapat
dalam hati, jadi hati merupakan salah satu organ utama sebagai pertahanan
terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan
arteria hepatica yang melingkari bagian perifer lobulus hati, juga terdapat
saluran empedu yang sangat kecil yang dinamakan kanalikuli (tidak tampak),
berjalan di tengah-tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam
hepatosit dieksresi ke dalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu
yang makin lama makin besar, hingga menjadi saluran empedu yang besar (duktus
koledokus).
Vena porta menerima aliran darah dari saluran limpa dan
pankreas. Darah vena porta ini berbeda dengan darah vena lain karena :
-
Tekanan sedikit lebih tinggi.
-
Oksigen lebih tinggi, karena aliran darah di daerah splanknikus ini relatif
lebih banyak.
-
Mengandung lebih banyak zat makanan.
-
Mengandung lebih banyak sisa-sisa bakteri dari saluran pencernaan.
Volume total darah yang melalui hati 100 – 1500 ml tiap
menit dan dialirkan melalui vena hepatica kanan dan kiri yang mengosongkannya
ke vena kava inverior.
b. Fungsi Hati
Selain merupakan organ parenkim yang berukuran besar, hati
juga menduduki urutan pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari
fungsinya. Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada
hampir setiap fungsi metabolik tubuh; pada tabel di bawah ini dapat dlihat
beberapa fungsi utama hati :
Fungsi
Hati
|
1.
Pembentukan dan ekskresi empedu.
2.
Metabolisme pigmen empedu.
3.
Metabolisme protein.
4.
Metabolisme lemak.
5.
Penyimpanan vitamin dan mineral.
6.
Metabolisme steroid.
7.
Detoksifikasi.
8.
Ruang pengapung dan fungsi penyaring.
9.
Pembentukan urea.
10. Penyimpanan protein
|
Dari berbagai fungsi tersebut diatas, secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa fungsi dasar hati adalah :
1.) Fungsi
pembentukan dan ekskresi empedu.
2.) Fungsi
metabolik
3.) Fungsi
pertahanan tubuh
4.) Fungsi
vaskular hati
Fungsi Pembentukan dan Ekskresi
Empedu
Hal ini merupakan fungsi utama hati. Saluran empedu
mengalirkan, kandungan empedu menyimpan dan mengeluarkan ke dalam usus halus
sesuai yang dibutuhkan. Hati mengekskresikan sekitar 1 liter empedu tiap hari.
unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu fosfolipid,
kolesterol dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi). Garam empedu
penting untuk pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus halus. Oleh bakteri usus
halus sebagian besar garam empedu direabsorbsi dalam ileum, mengalami sirkulasi
ke hati, kemudian mengalami rekonjugasi dan resekresi. Walaupun bilirubin
(pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak
mempunyai peran aktif, ia penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran
empedu, karena bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yang
berhubungan dengannya.
Fungsi Metabolik
Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat tersebut di
atas dikirim melalui vena porta setelah diabsorbsi oleh usus. Monosaksarida
dari usus halus diubah menjadi glikogen dan di simpan dalam hati
(glikogenesis). Dari depot glikogen ini mensuplai glukosa secara konstan ke
darah (glikogenesis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa
dimetabolisme dalam jaringan unuk menghasilkan panas atau tenaga (energi) dan
sisanya diubah menjadi glikogen, disimpan dalam otot atau menjadi lemak yang
disimpan dalam jaringan subcutan. Hati juga mampu menyintetis glukosa dari
protein dan lemak (glukoneogenesis).
Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup.
Protein plasma, kecuali globulin gamma, disintetis oleh hati. Protein ini
adalah albumin yang diperlukan untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid, fibrinogen
dan faktor-faktor pembekuan yang lain.
Fungsi Pertahanan Tubuh
Terdiri dari fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan,
dimana fungsi detoksifikasi oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi,
reduksi, hidrolisis atau konjugasi zat yang memungkinkan membahayakan dan
mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif. Fungsi perlindungan
dimana yang berperanan penting adalah sel kuffer yang berfungsi sebagai sistem
endoteal yang berkemampuan memfagositosis dan juga menghasilkan immunolobulin.
Fungsi Vaskuler Hati
Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati
melalui sinusoid hati, seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dan menuju
ke vena hepatika untuk selanjutnya masuk ke dalam vena kava inferior. Selain
itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira-kira 350 cc darah. Darah arterial
ini akan masuk dan bercampur dengan darah portal. Pada orang dewasa jumlah
aliran darah ke hati diperkirakan mencapai 1500 cc tiap menit.
3. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan
bahan-bahan kimia. Unit fungsional darah dari hepar disebut lobule karena
memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada
hepar. Pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal
pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.
Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang rusak dibuang dari tubuh oleh respon
imune digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya sebagian
besar oleh pasien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal
4. Etiologi
a. Virus.
b.
Bakteri (salmonella typhi).
c.
Obat-obatan.
d.
Racun (hepatotoxic).
e.
Alcohol.
5. Klasifikasi
Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA
(Ribo Nucleic Acid) dan DNA (Deoksi Nucleic Acid).
ü HepatitisA/Hepatitis infeksius
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini ditularkan terutama melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk atau makanan yang tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini ditularkan terutama melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk atau makanan yang tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
ü HepatitisB/hepatitis serum
Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane. Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah diketahui secara rinci dapat diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan lab.hepatitis B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 – 7 bulan dengan awitan rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit hepatitis B akan mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati selama lebih dari 6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane. Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah diketahui secara rinci dapat diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan lab.hepatitis B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 – 7 bulan dengan awitan rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit hepatitis B akan mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati selama lebih dari 6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
ü Hepatitis c
Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989.cara
penularan virus RNA tersebut sama dengan hepatitis B dan terutama ditularkan
melalui transfusi darah dikalangan penduduk amerika serikat sebelum ada
penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam semen dan sekresi vagina tetapi
jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari pembawa hepatitis C terinfeksi
dengan virus ini. Masa tunas hepatitis C berkisar dari 15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50
hari. Karena gejalanya cenderung lebih ringan dari hepatitis B, invidu mugkin
tidak menyadari mereka mengidap infeksi serius sehingga tidak datang ke
pelayanan kesehatan. Antibody terhadap virus hepatitis C dan virus itu sendiri
dapat di deteksi dalam darah, sehingga penapisan donor darah efektif. Adanya
antibody terhadap virus hepatitis C
tidak berarti stadium kronis tidak
terjadi.
saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C.
saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C.
ü Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang
tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B.
Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala
penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan
(ko-infeksi) atau amat progresif. agen hepatitis D ini meningkatkan resiko
timbulnya hepatitis Fulminan, kegagalan hati dan kematian. Pencegahan dapat
dilakukan dengan menghindari virus hepatitis B.
ü Hepatitis E
virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama
ditularkan melalui ingesti air yang
tercemar. Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan
dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai
bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan.
Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.
Tabel Virus
Hepatitis Yang Dikenali Saat Ini
Jenis
|
penularan
|
Prognosis
|
Diagnosis
|
Hepatitis
A
|
Oral atau
fekal
|
Biasanya
sembuh sendiri
|
Antibody
hepatitis A ; IgM(stadium dini),IgG(stadium lanjut)
|
Hepatitis
B
|
Ditularkan
melalui darah,khususnya dari ibu ke anak. Juga ditularkan melalui hubungan
seksual
|
Biasanya
sembuh sendiri.10% diantaranya dapat menjadi hepatitis B kronis atau
fulminan.
|
Antigen
permukaan hepatitis B (HbsAg) dan antigen inti(HbeAg) yang diikuti dengan
antibody terhadap antigen permukaan hepatits B dan antigen inti.
|
Heparitis
C
|
Ditularkan
melalui darah ( angkat penularan melalui hubungan kelamin rendah).
|
50% dapat
menjadi infeksi kronis
|
Antibody
hepatitis C
|
Hepatitis
D
|
Ditularkan
melalui darah.ko-infeksi hanya dengan hepatitis B
|
Meningkatkan
kemungkinan perburukan hepatitis B
|
Antigen
hepatitis D, antibody hepatitis D.
|
Hepatitis
E
|
Air
tercemar, oral atau fekal
|
Biasanya
sembuh sendiri, tetapi menimbulkan angka kematian tinggi pada wanita hamil
|
Pengukuran
virus hepatitis E
|
6. Manifestasi Klinik
Terdapat tiga stadium :
a.
Stadium pre ikterik
Berlangsung selama 4 – 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas,
urine lebih coklat.
b.
Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 – 6 minggu. Ikterus mula-mula
terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang
tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu
atau kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan.
c.
Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)
Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi.
Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir
bulan kedua. Karena penyebab yang biasa berbeda.
7. Penularan
HVA
|
HVB
|
HVC
|
HVD
|
HVE
|
|
Penularan
|
Fekal oral
Parenteral
|
Darah
Saliva
Seksual
|
Darah
Saliva
|
Darah
|
Fekal oral
|
(Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I)
Resiko
penularan untuk HVA yaitu : sanitasi buruk, institusi yang ramai seperti rumah
perawatan, rumah sakit jiwa, jasa boga, terinfeksi. Sedangkan resiko penularan
HVB aktivitas homoseksual, memiliki banyak pasangan seksual, memakai
obat-obatan melalui suntikan intravena, hemodialisis kronik, pekerja sosial di
bidang kesehatan, transfusi darah (sekarang sudah jarang karena ada pemeriksaan
rutin).
8. Pencegahan
Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan
lebih diarahkan pada pencegahan diataranya sebagai berikut :
a.
Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan
dan pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko
tinggi misalnya pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu
sangat hati-hati dalam menangani peralatan parenteral tersebut.
b.
Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut.
c.
Pelihara personal hygiene dan lingkungan.
d.
Gunakan alat-alat disposible untuk suntik.
e.
Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan.
9. Penatalaksanaan
a. Tirah baring selama
fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim.
b.
Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila
pasien terus-menerus muntah.
c.
Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes
fungsi hati kembali normal.
d.
Terapi sesuai instruksi dokter.
e.
Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
f.
Alat-alat makan disterilkan.
g.
Alat-alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan antiseptik.
10. Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai
adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini
dikenal sebagai hepatitis kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis
virus akan mengalami kekambuhan setelah serangan awal yang dapat dihubungkan
dengan alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan setelah hepatitis virus
akut sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif
dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (picce meal). Akhirnya satu
komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan
karsinoma hepatoseluler.
11. Pemeriksaan Diagnostik
a. Enzim-enzim serum AST
(SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada kerusakan sel hati dan pada keadaan
lain terutama infark miokardium.
b. Bilirubin direk : meningkat
pada gangguan eksresi bilirubin terkonyugasi.
c. Bilirubin indirek :
meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert.
d. Bilirubin serum total :
meningkat pada penyakit hepatoseluler
e. Protein serum total :
kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
f. Masa protrombin :
meningkat pada penurunan sintetis protrombin akibat kerusakan sel hati.
g. Kolesterol serum : menurun
pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktus biliaris.
Anamnesis
Di awal anamnesis, informasi yang didapat tidak selalu lengkap, untuk melengkapinya perlu anamnesis ulang jika ditemukan tanda objektif pada pemeriksaan
Point Anamnesis Hepatitis
Di awal anamnesis, informasi yang didapat tidak selalu lengkap, untuk melengkapinya perlu anamnesis ulang jika ditemukan tanda objektif pada pemeriksaan
Point Anamnesis Hepatitis
- tipe panas, lama
- nyeri perut kanan atas
- mual, muntah
- air seni seperti teh
- mata kuning
- riwayat kontak penyakit kuning : keluarga, lingkungan, sosial ekonomi
- riwayat sakit serupa
- riwayat obat2an
- riwayat alkoholisme
- riwayat minum jamu
- riwayat suntik
- riwayat transfusi
Point pemeriksaan fisik hepatitis
- ikterik
- hepatomegali , deskripsi pemeriksaannya : nyeri tekan, ukuran (berapa cm dari px dan ac), tepi tajam --> hepatitis akut, tepi tak rata --> sirosis, hepatoma, tepi tumpul --> hepatitis kronis, permukaan licin --> hepatitis, permukaan berbenjol --> hepatoma, konsistensi lunak/kenyal --> akut, konsistensi keras --> ganas)
• Hepatitis viral memberi suatu spektrum tanda – tanda klinis dan manifestasi laboratorium yg luas.
• Hepatitis viral akut yg khas sesuai dgn parahnya infeksi dpt dibagi mjd : penyakit yg tidak jelas (inapparent), yang anikterik dan hepatitis ikterik
Hepatitis yg tidak khas ( asimptomatik )
• Suatu infeksi yg tdk menimbulkan gejala
• Dpt dikenal melalui satu atau lebih abnormalitas biokimiawi atau konfirmasi serologis hati pd saat pasien infeksi akut sedang diperiksa untuk menyingkap diagnosis infeksi
• Dpt dideteksi dgn pemeriksaan aminotransferase yg abnormal
• Kasus ini tinggi pd infeksi yg berhubungan dg transfusi, pd anak – anak, dan pd golongan yg menunjukan kecenderungan infeksi kronis hepatitis virus b
Hepatitis viral anikterik
• Pd dasarnya gejala sama dgn gejala hepatitis yg ikterik
• Gejala dan perjalananya scr kualitatif sama tapi perjalanan lebih singkat dlm banyak kasus
Hepatitis viral ikterik
• Kebanyakan mempunyai gejala
• Hiperbilirubinemia
• Pd umumnya ikterus pd konjuntiva dpt diketahui pd konsentrasi bilirubin dlm serum setinggi 2 smp 4 mg/dl
HEPATITIS AKUT
• Dlm anamnesis perlu ditanyakan tentang asal etnik, kontak dg ikterus, kunjungan wisata yg baru lalu, suntikan, tato, perawatan gigi, transfusi, homoseksualitas atau makan ikan kerang – kerangan, semua macam obat dlm 2 bulan terakhir yg dikonsumsi
• Pd umumnya hepatitis tipe a, b dan c mpy perjalanan klinis yg sama
• Hepatitis tipe b dan c cenderung lbh parah perjalananya
• Serangan teringan tdk menunjukan gejala dan hanya ditandai dg naiknya transaminase serum
• Dilain pihak walaupun pasien anikterik tp dpt menunjukan gejala gi tract dan mirip influenza.
• Pasien yg demikian diatas biasanya tak terdiagnosis kecuali ada riwayat jelas suatu penularan atau transfusi darah
• Dapat jg dijumpai keadaan yg lebih parah mulai dari ikterus dg gejala yg mana pasien bisa sembuh sampau suatu hepatitis yg fulminan dan fatal
• Lanjutan hepatitis akut…
• Serangan ikterus biasanya pd dewasa dimulai dg suatu masa prodromal krg lbh 3 – 4 hari smp 2 – 3 mnggu, saat mana pasien merasa tdk enak badan, menderita gejala digestiv terutama anoreksia dan nausea, panas bdn ringan, nyeri abdomen kanan atas yg bertambah pd setiap guncangan badan, tdk ada nafsu utk merokok / minum alkohol, perasaan bdn tdk enak bertambah menjelang malam dan pasien merasa sengsara
• Kadang menderita sakit kepala yg hebat
• Pd anak kaku kuduk harus dipikirkan meningitis dg protein dan limfosit pd css meninggi
• Masa prodromal diikuti warna urin yg lbh gelap dan warna tinja mjd pucat
• Keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus dan gejala berkurang
• Hati dpt dipalpasi dg pinggiran yg lunak dan nyeri tekan pd 70 % pasien
• Perkusi keras tulang iga kanan bwh seblah belakang akan menimbulkan nyeri bertambah
• Orang dewasa mengurus smp 4 kg
• Bbrp spider vaskuler dpt timbul sepintas
• Stlh krg lbh 1 – 4 mgg masa ikterik, biasanya pasien dws akan sembuh.
• Tinja menjadi normal dan nafsu makan pulih
• Rasa lemah bdn masih dpt terus slm bbrp minggu
• Kesembuhan klinis dan biokimiawi umumnya tjd 6 bln stlh permulaan penyakit
• Hepatitis kronik masih dpt mengikuti hepatitis b dan c
• Komplikasi neuorlogis, termsk sindrom guilane barre dpt timbul sbg komplikasi semua jenis hepatitis viral
Pemeriksaan laboratorium
Urin dan tinja
• Bilirubin muncul dlm urin sblm timbul ikterus kmd menghilang walaupun kadar dlm darah masih tinggi
• Urobilinogenuria ditemukan pd akhir fase pra ikterik
• Pd puncak ikterus sgt sedikit bilirubin yg smp ke usus dg demikian urobilinogen menghilang
• Munculnya kembali urobilinogen dlm urin menandakan mulai penyembuhan,
• Permulaan munculnya ikterus, tinja mjd pucat, munculnya kembali warna tinja tanda penyembuhan
Kelainan darah
• Kadar bilirubin serum bervariasi
• Kenaikan pigmen konjgated didptkn scr dini walaupun bilirubin total masih normal
• Kadar fosfatase alkali dlm serum umunya kurang dati 3 kali batas atas normal
• Albumin dan globulin serum scr kuantitatif tdk berubah
• Kadar besi dlm darah naik
• Ig g dan ig m serum naik pd 1/3 pasien slm fase akut
• Penentuan transaminase serum berguna utk diagnosis dini
Kelainan hematologis
• Fase pra ikterik ditandai dg leukopenia, limfopenia dan neutropenia, kelainan ini mjd normla kembali sewkt ikterus timbul
• Waktu protrombin memamnjang dlm kasus yg berat
• Laju endap darah meningkat pd fase pra ikterik
Biopsi hati dg jarum
• Jarang dilakukan pd fase akut
• Dpt digunakan utk mendiagnosis adanya komplikasi kronik beserta tipenya
• Jgn sekali kali melakukan biopsi hati kuarng dari 6 bln stlh episode akut sebab sukar membedakan gambaran penyembuhan normal dan hepatitis kronis
Pengelolaan
• Pencegahan: mlp penyuluhan perlunya deteksi didni dan cara penularan infeksi.
• Pengobatan serangan akut
• Istirahat mutlak di tempat tidur, diet rendah lemak. Tinggi karbohidrat
• Pemantauan lanjutan
• Pasien perlu dilihat 3 – 4 mggu stlh pulang dari rs, jika perlu kontrol setiap bulan selama 3 bulan berturut turut
• Latihan badan perlu dilaukan dlm batas yg tdk melelahkan
• Alkohol sebaiknya dihindari slm 6 bulan atau selamanya
HEPATITIS VIRUS KRONIS
• Adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang sebabkan oleh bermacam – macam etiologi, ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yg berlangsung terus menerus tanpa penyembuhan dlm wkt paling sedikit 6 bln
• Klasifikasi klasik scr histopatologis dikenal dg 3 golongan besar hepatitis kronis yaitu hepatitis kronis persisten, lobular dan kronis aktif.
Etiologi
Dikenal 4 klpk etiologi hepatitis kronis:
• Infeksi virus: virus hepatitis b,c dan d, virus lain sitomegalo dan rubrlla
• Penyakit hati autoimun
• Obat : metildopa, isoniazid, aspirin, nitrofurantoin, oksifenisatin
• Kelainan genetik : penyakit wilson, defisiensi l1, antitripsin
HEPATITIS VIRUS B KRONIK
• Hepatitis b kronik tdk selamanya hrs didahului oleh serangan hepatitis b akut
• Lebih sering tjd pd pria
• Perkiraan adanya hubungan penyakit dg kemungkinan hepatitis b ialah sbg berikut :
• Pasien berasal dari daerah endemik virus hepatitis b dgn carier yg tinggi
• Pasangan pengidap/pasien hepatitis b
• Pekerja kontak dg darah manusia
• Menerima obat imunosupresif/cangkok organ
• Penyalahgunaan obat dan homoseksual
• Dimulai sg manifestasi hepatitis b akut, biasanya ringan tp tdk senbuh sempurna
• Kadar trnsaminase berfluktuasi, ikterus hilang timbul
• Kadang tanpa gejala hanya ditemukan kelainan pemeriksaan medis atau saat donor darah dg hbsag positip dan transaminase meningkat
• Dpt jg datang dgn gejala yg jelas spt ikterus, asites atau gejala hipertensi portal
• Pd perjalanan penyakitnya bs tjd relaps yg ditandai perasaan tambah lelah dan kadar transaminase serum meningkat
Pengobatan
• Keluarga dekat dan pasangan setiap kasus hbeag positip hrs diperiksa thd hbsag dan anti-hbc, jika negatif, hrs diberikan vaksinasi hepatitis b
• Tdk dianjurkan utk istirahat di tmpt tidur, aktivitas dan latihan kebugaran jasmani dpt dilakukan scr betahap
• Tdk ada aturan diet tertentu tp alkohol dilarang
• Sblm dilakukan terapi, perlu adanya biopsi hati, adanya hepatitis kronis aktif berat mrpk petunjuk bhw terapi hrs segera dilakukan
HEPATITIS VIRUS C KRONIK
• Hepatitis akut scr transfusi oleh virus hepatitis c sering diikuti hepatitis kronis
• Lebih sering tjd pd wanita
• Penyakit seringkali asimptomatik atau dgn keluhan utama perasaan lelah
• Mungkin ada riwayat pernah transfusi atau penyalahgunaan obat suntik
• Penyakit berlgs perlahan ditandai dg fluktuasi transaminase yg tjd dlm bbrp tahun
• Rata-rata kadar biasanya 3 kali nilai normal
• Kadar albumin dan bilirubin mula-mula normal scr perlahan abnormal
• Tanda hipertensi portal jarang ditemukan pd awal berobat, splenomegali jg dpt ditemukan
• Perdarahan varises esofagus mrpk gejala pd stadium lanjut
• Tjd trombositopenia sejalan dg pembesaran limpa
Pengobatan
• Pd kasus hepatitis kronis aktif ringan pasien hendaknya diyakinkan bhw keadaanya cukup baik hanya perlu pengawasan scr teratur
• Apabila ada peningkatan transaminase yg persisten > 5 – 10 kali nilai normal dpt diberikan terapi antiviral dgn interferon
No comments:
Post a Comment